Parakansantri (9/5) – Saat pertama pemerintah gulirkan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK 2017), ponpes La Tansa yang miliki program formal SMP, SMA dan SMK teramasuk ke dalam lembaga yang menyatakan siap menyelenggarakan ujian nasional model baru itu. Secara keseluruhan, santri La Tansa yang mengikuti UNBK periode ini sejumlah 731 santri, terdiri dari santri 402 tingkat SMP, 288 santri SMA dan SMK sebanyak 41 santri. Dari keseluruhan proses pelaksanaan ujian yang gunakan standar nasional itu, ponpes La Tansa telah berhasil melewatinya dengan baik.
Ujian nasional yang berlangsung di ponpes La Tansa berjalan berkat dukungan pemimpin pondok berikut peran serta wali santri dalam hal penyediaan komputer jinjing (laptop). Menurut kepala SMP, ust Abdurrahim, kebijakan ini diberikan khusus kepada santri kelas 3 SMP yang bersedia laptopnya digunakan untuk UNBK. Namun demikian, menurutnya, semua laptop yang terkumpul disimpan di kantor dan lab-lab komputer dan berada di bawah pengawasan panitia. Hal ini untuk memastikan disiplin dan peraturan penggunaan barang-barang elektronik oleh santri tetap berjalan.
Menurut informasi, ponpes La Tansa sejak awal sangat akomodatif terhadap aturan dan sistem pendidikan nasional, termasuk mekanisme ujian akhir bagi santri kelas III dan VI. Pelaksanaan ujian ini sebagai konsekuensi dari kehadiran SMP, SMA dan SMK di tengah-tengah pondok pesantren La Tansa yang pada dasarnya memiliki kurikulum sendiri. Namun secara substantif pada perjalanannya tidak ada dikotomi antara kurikulum pesantren dan Sisdiknas. Keduanya berjalan secara terpadu namun tetap senantiasa memelihara identitas dan jiwa kepondokannya sebagaimana amanat founding father La Tansa, KH. Ahmad Rifaí Arif. [isf]

