La Tansa (12/12) — Pada dasarnya, NKRI berdiri di atas fondasi ketuhanan. Karena berbasis pd nilai ketuhanan, maka pada proses penyelenggaraannya pun harus dikelola dengan dan dipimpin oleh prinsip-prinsip yang menjunjung tinggi nilai ketuhanan yang gilirannya membentuk prinsip kemanusian, keadilan dan keadaban. Pada poin inilah kepemimpinan negara bisa bermakna khilafatul-ard.
Pondok pesantren dalam hal ini santri, selain sebagai pemeran utama dalam sejarah perjuangan kemerdekaan bangsa, mereka memiliki peluang yang sangat luas menjadi pewaris tahta kepemimpinan negeri. Sudah saatnya generasi santri memegang kendali arah pembangunan dan pemicu kemajuan bangsa. Dididik secara islami dengan disiplin tinggi dan kemandirian serta penanaman mental dan jiwa kepemimpinan yang khas menguatkan komitmen untuk ikut berperan membangun negeri.
Dalam rangka memacu semangat menuju lahirnya kepemimpinan santri untuk negeri seperti mana uraian singkat di atas, pengurus Sekretariat Ponpes La Tansa bersama Majelis Pembina Organisasi Santri menyelenggarakan Pelatihan Dasar Keorganisasian bagi santri pengurus Organisasi Santri Ikhwanushshofa dan Akhowatushshofa. Mereka adalah santri kelas 6 yang tidak akan lama lagi mengakhiri masa pendidikannya di La Tansa.
Inti dari pelatihan tersebut adalah upaya membangun kesadaran berdinamika dalam organisasi untuk kemudian menjadikannya modal dasar berbuat lebih di dunia yang lebih luas dan penuh tantangan. Tidak saja untuk pribadinya, namun untuk kepentingan umat yang lebih besar. Karena sejatinya, pemimpin adalah ‘ia yang telah selasai dengan dirinya sendiri’. Semoga di sisa waktu akhir ini, mereka mampu merancang masa depan yang lebih baik.