Sepenggal Refleksi Dari Kitab Nashoihul Ibad

Sepenggal Refleksi Dari Kitab Nashoihul Ibad
Sepenggal Refleksi Dari Kitab Nashoihul Ibad
Oleh KH. Adrian Mafatihulla Karim, MA

Imam Suhrawardi ketika mengelilingi Masjid Khaif di Mina ia melihat satu persatu hadirin yg ada di sana. Hal ini menimbulkan pertanyaan dari seseorang, “Mengapa engkau melakukan hal yang demikian itu?. Jawabnya, “Aku sedang mencari seseorang yang apabila aku memandang wajahnya bergetar hati ini, bahagia rasanya, tanpa ia berkatapun sirna sudah sedihku dan bangkit lagi rasa percaya diriku”.

“Lantas, apa sudah kau temui orang itu?”. “Belum”, jawab Imam Suhrawardi. Mungkin orang itu tidak ada dalam keramaian ini. Kelihatannya ia berada dalam kesunyian namun mulut dan hatinya ramai dalam mengingat Allah. Mulut dan hatinya sunyi dari berkata keji, menghina, merendahkan saudaranya. Hatinya sunyi dari iri, dengki, riya dan penyakit-penyakit hati yang lainnya.

Zikirnya tak hanya di mulut dan kerongkongan tetapi dikedalaman sukmanya (nafsul muthma'innah). Takbirnya tak terbatas membesarkan Allah tetapi ia berusaha mengangkat derajat saudaranya, memaafkan kesalahan saudaranya, selalu mendoakan kebaikan atasnya.

Kesalehan kita sedang diuji oleh kesalahan orang lain. Apakah kita menjadi lebih kuat atau malah lebih lemah karna bergelayut nafsu angkara yairu dendam membara imbas dari kejahatan mulut dan hati.

Jadi siapakah gerangan hamba Allah yang di cari Imam Suhrawardi itu? Jawabannya, mereka adalah al kubaraa (Para Pembesar). Mereka manusia biasa tetapi besar di mata Allah dan Rasul-Nya. Mereka yang tidak hanya jidatnya yang bersujud tetapi hatinya pun ikut bersujud. Mereka yang iblispun takut kepadanya karna hatinya selalu mengingat Allah dan welas asih terhadap makhluknya. Waallah a’lam!

Share

Post Author: La Tansa

1 thought on “Sepenggal Refleksi Dari Kitab Nashoihul Ibad

    rizki

    (October 28, 2017 - 16:24)

    terimakasih sudah berbagi pengalaman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *